Metode Irhamna

1. METODE

Untuk menunjang berhasilnya pembelajaran di Pondok Pesantren Tahfidz Irhamna Bil-Qur’an maka Irhamna membuat metode pembelajaran yaitu:

1)   METODE IRHAMNA LIT-TUROTS

Kitab suci Al-Qur’an dan teks-teks hadits Nabi serta kitab kuning disuguhkan dengan bahasa dan tulisan Arab. Bisa dan paham dalam membaca kitab kuning adalah kemampuan yang penting. Bahkan bisa dikatakan wajib dimiliki oleh santri. Dengan paham bacaan dan isi dari kitab-kitab kuning atau kitab klasik karya para ulama, para santri bisa menggali dan menimba aneka sumber pengetahuan Islam di dalamnya.

Namun untuk mempelajari itu semua diperlukan keahlian khusus. Para santri harus mempelajari gramatika Bahasa Arab, yakni ilmu Nahwu dan Sharaf. Untuk mempelajari ilmu Nahwu dan Sharaf butuh durasi waktu yang tidak sebentar dan dibarengi kesulitan yang luar biasa. Mereka harus rela bersemayam di pondok selama bertahun-tahun. Sampai kolot dan tidak sempat menikah. Padalah masih banyak ilmu yang mesti dipelajari. Karena ilmu Nahwu dan Sharaf hanyalah awal.

Persoalan di atas membuat KH. Ahmad Taftajani sebagai pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Irhamna Bil-Quran “angkat pena”. Beliau merupakan sosok kyai yang memiliki kepedulian tinggi dalam hal keilmuan para santrinya. Sebagai seorang kyai, beliau merasa terpanggil untuk mencari solusi agar kepayahan dalam belajar baca kitab  tidak  menyerang para santrinya. Dalam hal ini beliau tidak sendiri, karena kesibukannya, beliau membentuk tim dari para santri yang telah diwarisi ilmu yang cukup. Akhirnya dengan ketajaman mata hati dan mata penanya, para santri ini merekam ilmu-ilmu yang diajarkan kyai dalam bentuk tulisan dengan bahasa yang gamblang dan mudah dicerna oleh semua kalangan. Buku tersebut dinamai metode Irhamna Lit-Turots.

Metode Irhamna Lit-Turots adalah metode yang berisi kunci dan cara membaca kitab kuning. Metode ini berupa rangkuman padat dari beberapa kitab monumenal seperti kitab JurumiyahImrithi dan Alfiyah, sehingga tetap menjaga keorisinilan istilah-istilah dari kitab nahwu klasik.

Penyusunan metode ini dimulai dari menetapkan dasar-dasar cara baca kitab dan kemudian terus berkembang sesuai keperluan. Metode yang mudah dan praktis ini hanya satu jilid, yang ditambah dengan satu buku nadham berisi ringkasan metode dalam bentuk lagu yang asik dan mudah dihafal serta dibentuk seukuran saku sehingga mudah dibawa kemana-mana.

Dalam metode ini, para santri tingkat awal akan dikenalkan dengan kalam, kalimat, huruf dan mengetahui kedudukan sebuah kalimat yang akan diaplikasikan pada kitab Matan al-Ghayah wa at-Taqrîb karya al-Qâdhi Abu Syuja’. Dan pada tahap selanjutnya, para santri akan menjelajahi kitab-kitab yang lebih kompleks dan lebih luas seperti Imrithi, Alfiyah, Balaqoh, Arud dll.

Metode ini setidaknya telah memberikan sumbangan yang tidak sedikit dalam menuntun para santri dalam memahami cara baca kitab kuning dengan cepat. Metode ini tidak hanya menjadi dasar pembelajaran kitab kuning di Irhamna, tetapi beredar dan menjadi dasar pembelajaran kitab kuning di pondok-pondok lain.

Kini sudah banyak santri pemula yang sudah mahir membaca kitab kuning hasil gemblengan dari metode super ini. Dengan gaya bahasanya yang renyah dan penyajiannya yang sistematis, membuat para santri tak sampai mengernyitkan dahi bila mempelajarinya. Sesuai semboyan Irhamna, “agar yang sulit terasa mudah”.

2)   IRHAMNA BINNADZOR

Untuk memberikan kemudahan bagi santri dalam belajar membaca dan menghafalkan Al-Qur’an, Pondok Pesantren Tahfidz Irhamna Bil-Qur’an merancang sebuah metode yang diberi nama metode Irhamna Binnadzor.

Metode ini berisi panduan bagi santri yang belum bisa membaca al-qur’an dengan baik dan benar. Pada metode ini, santri pemula akan dibimbing membaca secara tahqiq supaya mengusai makharijul huruf dan pelafalan huruf hijaiyah dengan tepat, memenuhi panjang pendeknya bacaan, juga memperjelas hamzah dan harakatnya. Selain itu, kaidah tajwid terkait izhar, idgham, serta hukum-hukum lainnya terkait huruf "nun" dan "mim" yang berharakat sukun juga diperhatikan betul. Dan tak kalah pentingnya, metode ini mencermati kaidah waqaf, saktah, juga letak-letak pemberhentian ayat. Sehingga dengan mempelajari metode ini, santri dibiasakan membaca Al-Quran sesempurna mungkin.

Keunikan metode Irhamna Binnadzor ialah mengajarkan cara membaca al-qur’an yang dilengkapi dengan lagu-lagu bernada tajwid. Sehingga bukan hanya mudah untuk dipelajari namun juga menyenangkan. Dengan pendekatan seperti ini, santri diarapkan dapat bersemangat dan memperoleh hasil yang maksimal dalam belajar membaca Al-Qur’an.

Semoga dengan hadirnya metode ini, dapat membantu para santri atau masyarakat pada umumnya agar dapat mencintai Al-Qur’an dan senang untuk membacanya, sekaligus terhindar dari kesalahan dalam membaca Al-Qur’an.

3)   MUSHAF IRHAMNA

Pondok Pesantren Tahfidz Irhamna Bil-Qur’an mulai masyhur dengan pembuatan metode Irhamna Lit-Turots untuk mempermudah santri belajar membaca kitab kuning. Tidak lama setelah keberhasilan metode Irhamna Lit-Turots, Irhamna kembali  membuat metode cara baca Al-Qur’an yang diberi nama metode Irhamna Binnadzor. Kemujuran dua metode itu membuat Irhamna terdorong untuk terus berinovasi menciptakan metode-metode untuk membantu para santri yang haus akan ilmu.

Kini, Irhamna melakukan gebrakan baru dengan membuat sebuah metode mudah menghafal Al-Quran. Metode ini dinamai Mushaf Irhamna. Mushaf Irhamna ini merupakan paket lanjutan dari metode baca al-Qur’an Irhamna Binnadzor.

Mushaf Irhamna menyimpan fitur- fitur yang sangat membantu dalam menghafal Al-Qur’an, diantaranya:

Kontrol Warna

Mushaf ini didesain dengan warna-warna untuk menemukan informasi yang bersifat penting, seperti awal ayat.

Mufrodat

Santri dibekali mufrodat setiap kata agar mampu mengetahui atri setiap ayat al-qur’an

Natijah

Mushaf ini memiliki natijah agar santri mampu mengetahui kesimpulan ayat secara mujmal.

Ruang Kosong

Ruang kosong ini bertujuan untuk catatan makna dari pengajar.

Acak ayat

Untuk meningkatkan kualitasa dan kedhobitan hafalan santri.